Senin, 05 Maret 2012

Keutaman Jihad, Nulis, dan Nikah


Penulis : Tara Prayoga

Jihad, Nulis, dan Nikah adalah ketiga aktivitas yang sangat berbeda. Kalau kata orang Brebes “Nothing is common” alias ga ada kesamaannya. Tapi sebenarnya tiga perihal ini merupakan perintah agung yang terucap dari lisan manusia termulia di muka bumi, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa sallam. Beliau bersabda :

"Tiga orang yang selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah swt, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang nikah demi menjaga kehormatan dirinya" (HR. Ath Thabrani)

Oh iya, cuma ingin memberitahu sebenarnya saya tergugah menulis tentang hal ini, karena ada pertanyaan dari teman saya tentang masalah ini. Semoga dia memahaminya  setelah membaca tulisan ini. Amiin 



Oke kita kembali ke inti permasalahan. Dalam hadits tersebut Nabi menyebut Mujahid sebagai orang pertama yang selalu diberi pertolongan oleh Allah. Sebab Allah menolong mereka adalah karena mereka merupakan orang-orang yang memperjuangkan Islam dengan lisan dan pedang. Tanpa mereka kalimatullah tidak akan tegak di bumi ini, tanpa mereka kerusakan di muka bumi akan merajalela, dan tanpa mereka eksistensi dakwah amar ma’ruf nahi munkar akan terputus sampai batas waktu yang ditentukan.

Berbicara mengenai jihad, saya teringat dengan insiden perang badar. Kala itu jumlah pasukan kaum Muslimin minoritas, akan tetapi dapat mengalahkan kaum kafir yang mayoritas. Dan hal ini dinukil oleh Allah dalam firman-Nya :

Ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb (Tuhan)-mu, lalu dikabulkan-Nya bagimu, “Sesungguhnya Aku (Allah SWT) akan mendatangkan bantuan kepadamu seribu malaikat yang datang bersambungan.” Dan tidaklah hal itu dijadikan oleh Allah untukmu kecuali sebagai berita gembira dan untuk menenteramkan hatimu. Dan tiada lain kemenangan itu kecuali datang dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana. (QS. Al Anfal : 8-9)

Allah menurunkan bantuan yang nyata berupa bala tentara yang datang secara terus-menerus ketika perang badar. Hal ini merupakan contoh nyata bagi kita bahwa Allah akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya. Dan jihad tidak hanya berupa perang, namun ruang lingkupnya lebih besar dari itu. Sebab segala sesuatu yang berkaitan dengan menegakan agama Allah juga dikatakan jihad, dan puncak jihad adalah berperang membela agama Allah.



Kemudian masalah menulis. Saya teringat dengan kata-kata Bapak Hadi Suyono S.Psi, M.si ketika menyampaikan materi dalam acara Pelatihan Jurnalistik yang dilaksanakan PD IPM Tangerang Selatan, beliau mengatakan “Sesungguhnya cepat atau lambat kita pasti mati, namun tulisan akan tetap abadi”.
 
Ulama yang hidup ribuan tahun silam, tulisannya masih dapat kita nikmati sebagai cahaya ilmu yang terang-benerang hingga hari ini. Tulisan mereka bagaikan udara yang di setiap waktu dihirup oleh seluruh makhluk di muka bumi hingga datangnya hari kiamat. Di antara ulama-ulama tersebut adalah : Imam Asy Syafi’i dengan kitabnya Ar Risalah, Imam Bukhori dengan kitabnya Shahih Bukhari, Ibnu Hajar Al Asqolani dengan kitabnya Bulughul Maram, dan masih banyak lagi ulama-ulama yang karyanya hingga hari ini masih tersebar di seluruh pelosok negeri.



Terakhir, tentang menikah. Allah telah menjanjikan rezeki yang berlimpah bagi hamba-Nya yang menikah dengan niat yang benar. Sebab, orang yang menikah karena Allah, berarti dia telah memilih jalan halal yang dicintai Allah, dan ia telah menjauhkan dirinya dari jalan yang dimurkai Allah yaitu zina. Maka Allah mencintainya karena dia telah memilihara fitrah dengan jalan yang benar.

Dari pembahasan di atas, mungkin muncul pertanyaan dibenak anda, mana yang lebih utama dari ketiga perihal tersebut???
Oke, saya akan jawab….

Seluruh perkara di atas merupakan amalan yang agung. Seseorang akan memperoleh kemuliaan dengan ketiga amalan tersebut di sisi Allah. Akan tetapi di antara ketiga amalan agung tersebut, ada amalan yang teragung dan Nabi menyebut keutamaan itu pertama dari yang lainnya, yaitu menjadi mujahid di jalan Allah.

Ketika Nabi menyebut banyak keutamaan dalam sabdanya, maka perkara yang paling utama dari keutamaan-keutamaan  itu adalah yang disebutkan pertama oleh Rasulullah, dan dalam Al Qur’an juga demikian. Contohnya dalam firman Allah :

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS At Taubah : 100)

Dalam ayat ini ada dua kelompok yang Allah utamakan, yaitu kaum Muhajirin dan Anshor. Para ulama menarik kesimpulan bahwa kaum Muhajirin lebih utama dari kaum Anshor, karena Allah menyebut Muhajirin terlebih dahulu dari Anshor dalam ayat ini. Selain itu para Ulama juga menyimpulkan dari sejarah, bahwa kaum Muhajirin telah masuk Islam lebih dahulu, dan mereka adalah kaum yang pertama kali membela dakwah Nabi ketimbang kaum Anshor. Oleh karena itu kaum Muhajirin lebih utama dari kaum anshor.

Nah, dari contoh di atas, saya rasa sudah cukup jelas mana yang lebih utama antara Jihad, Nulis, dan Menikah. Namun ketiga komponen ini tetap menjadi amalan yang utama bagi setiap muslim, meskipun ada yang lebih utama di antara ketiganya.

Selanjutnya saya menyeru diri saya pribadi khususnya, dan umumnya seluruh kaum Muslimin, mari kita mengamalkan ketiga amaliah ini sesuai dengan porsi kemampuan kita. Karena Allah berfirman :

“Tidaklah Allah membebani manusia di luar batas kemampuannya” (QS Al Baqarah : 286)

Hanya ini yang dapat saya tuangkan ke dalam tulisan, apabila ada kekurang saya mohon maaf. Karena  segala kekurangan merupakan batas dari kapasitas saya sebagai makhluk.

Nuun Wal Qolami Wamaa Yasthuruun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar