Kamis, 08 Desember 2011

Harapan


Penulis : Tara Prayoga

Laskar pujangga menuai karya nyata
Hingga cinta menjadi objek utama
Dan seolah-olah hanya cinta yang mengisi dunia
Dalam keindahan kehidupan fana....

Rasa cinta seorang insan tumbuh alami
Bagaikan benih yang tumbuh menjadi seorang yang mandiri
Tak bisa bohong, berpura-pura, dan menyembunyikan perasaan yang ada
Sehingga mengalir apa adanya dan bukan ada apanya...

Namun perasaan cinta juga bisa membumihanguskan hati
Menjadi keping-keping yang tak berarti
Dan harapan yang sebelumnya kian menjadi
Lebur seketika tiada berarti...

Aku belum tahu kemana cinta ini akan ku persembahkan
Tapi harapanku masih tersimpan rapi tak berantakan
Kepada wanita yang meluluhkan hati hingga memunculkan angan
Yang belum terjawab dan masih menjadi sebuah impian....


Rabu, 07 Desember 2011

Keajaiban Kecil

Oleh : Tara Prayoga

Terdengar lirih suara gemericik hujan
Menerpa relung hati kecil terdalam
Hingga ruang hampa menerkam sepi yang mencekam
Menghasilkan keajaiban kecil yang terpendam

Aku berdiri bagaikan bunga mengharap lebah
Tanpa rasa bersalah, menginginkan semua terjamah
Entah sampai kapan misteri ini akan terpecah
Menjadi mentari yang memancarkan sinar yang cerah

Aku mohon katakanlah yang sebenarnya
Biarkanlah aku mengetahui keajaiban kecil yang ditanya
Sepercik harapan menuai filosof yang berharga
Dan resiko apa pun akan ku terima....

Sabtu, 03 Desember 2011

Salah Siapa???


Assalammu’alaikum.........
Apa kabar sahabat ??
Semoga Allah memberikan kesehatan kepada kita dan senantiasa mencurahkan rahmat-Nya dalam setiap langkah kehidupan yang kita jalani. Amiin

Emm, pasti pada penasaran kan apa maksud judul tulisan ini??
Oke, simpan dulu yaa rasa penasaran kalian tentang tulisan ini, karena aku ingin mohon maaf sebelumnya ni, apabila ada di antara kalian yang merasa tersindir dengan tulisanku ini. Aku tidak bermaksud mencari-cari kesalahan atau membeberkan kesalahan beberapa oknum, namun tulisan ini hanyalah ungkapan kekecewaan beberapa teman sekelasku yang jenuh menghadapi beberapa mata pelajaran yang menurut mereka tidak jelas arah pembelajarannya.

Kata orang sih, guru itu terbagi jadi 4 macam :

1. Guru dasar, yaitu guru yang memang dasarnya ingin menjadi guru
2. Guru bayar, guru yang selalu minta bayaran
3. Guru nyasar, yaitu yang profesinya bukan guru, tetapi suka mengajar
4. Guru benar, yaitu guru yang benar benar guru

Wah berarti ga semua guru dapat mendidik siswanya dengan benar donk?? Yupz benar banget gan,, sebab apabila seorang guru orientasinya hanya materi, maka pendidikan terhadap siswanya pasti tidak diperhatikan, dan apabila guru ditempatkan pada bagian yang bukan bidangnya, pasti kekacauan dalam mengajar pun akan terjadi.

Problematika ini terjadi bagaikan semen yang mengeras dan sulit untuk dihancurkan, sehingga ilmu yang mengalir di darah para pelajar seakan-akan hanya sebuah kamuflase yang tiada arti. Seorang guru yang seharusnya dapat membimbing  pelajar dengan baik, justru dianggap sebagai benalu dalam kehidupan pelajar, karena tak sedikit guru yang hanya mengeksploitasi siswa ke arah yang negatif, tidak bermanfaat, dan hanya menguntung para guru secara materi.

Namun di tengah-tengah guru yang berlatarbelakang negatif ini, ternyata masih banyak lho guru yang mengusai ilmunya dengan baik, Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya, disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami sehingga Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya.

Menurutku ada 5 kederdasan inti yang harus dimiliki seorang  guru yang ideal :

1.      kecerdasan intelektual
2.      kecerdasan moral
3.      kecerdasan sosial
4.      kecerdasan emosional
5.      kecerdasan  motorik

Apakah anda termasuk guru yang demikian??


Oke, kita stop dulu yaa pembahasan pendidikan yang dinilai dari sudut keguruan. Sekarang kita beranjak ke pembahasan pendidikan yang dinilai dari sudut kepelajaran kawan.

Para pelajar gemar sekali dengan kata “belajar”, dan seolah-olah kata itu telah membius nurani mereka, sehingga kegemaran belajar merajam pada diri mereka. Apabila guru tidak hadir, bagi mereka laksana berada di sebuah negeri yang di dalamnya penuh siksaan, baik fisik maupun batin, sebaliknya apabila guru masuk ke kelas dan menyampaikan materi pelajaran, kebahagian tak terhingga mereka rasakan bagaikan hati yang bersemi keindahan di dalamnya. Namun  sebenarnya cerita tersebut adalah cerita rekaan, karena mungkin saat ini hanya ada di negeri antah berantah.

Wokeh, sekarang aku akan menggambarkan keadaan pelajar sebenarnya ni gan.
Kehidupan pelajar hari ini, tak lepas dari perihal ; membolos, cabut, rokok, pacaran, tidak menghargai guru, egois terhadap guru dan pelajaran, kekerasan di antara pelajar, narkoba, konflik sesama teman sebaya, dan sebagainya.

Namun pada kesempatan kali ini yang ingin aku bahas hanya membolos, tidak menghargai guru,dan egois terhadap guru dan pelajaran.

pertama tentang membolos. Menurutku para pelajar yang suka membolos, disebabkan beberapa faktor, di antaranya karena kejenuhan mereka terhadap pembelajaran di sekolah, teman yang mempengaruhi, permasalahan-permasalahan lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah. Namun apapun alasannya, perbuatan ini tentu bukanlah perbuatan yang mencerminkan pelajar sesungguhnya. Justru ini membuktikan kebobrokan pendidikan yang terjadi saat ini.

kedua tentang tidak menghargai guru. Wah, kalau masalah ini mah udah ga asing lagi deh di telinga kita. Guru masuk kelas siswa pada tidur, main hp, pacaran, bahkan ada juga yang ngerokok di dalam kelas… masyaAllah..
dimana ungkapan guru sebagai pelita bangsa yang harus dihargai? Di mana moral anak negeri ini? Silakan jawab sendiri.

Terakhir egois terhadap guru dan pelajaran. Konflik yang terjadi di dunia pendidikan ternyata tidak hanya terjadi antar pelajar, namun pelajar dengan guru pun terjadi kawan. Terkadang ketika seorang siswa tak respon dengan seorang guru yang metode pengajarannya kurang baik dan terkesan pilih kasih terhadap beberapa pelajar, keegoisan pun muncul di hati pelajar. Keegoisan itu diungkapkan melalui sikap dan perbuatannya yaitu dengan cabut dari pelajarannya, tidak hormat kepadanya, dan mencampakan segala perkataannya.

Padahal yang harus dipahami adalah kita sebagai pelajar yang butuh terhadap guru, bukan sebaliknya. Jadi keegoisan itu seharusnya tidak ada di hati pelajar yang mau berpikir jernih dan tak meninggikan egonya.

Jadi intinya kesalahan pendidikan di negeri kita itu terletak pada dua unsur penting pendidikan, yaitu guru dan pelajar. Oleh sebab itu kita harus saling menginstropeksi diri sendiri, dan tak usah menyalahkan pihak-pihak tertentu, sehingga pendidikan di Indonesia menjadi bermoral, penuh intelektualitas, dan dapat diakui dunia.

Semoga…………!!!