Sabtu, 11 Februari 2012, 19.20 WIB
Oleh : Tara Prayoga
Cinta yang bergejolak di dalam dada, bersemi bagaikan daun-daun di taman surga, dan memabukan setiap insan yang merasakannya adalah hal yang lumrah di kehidupan ini. Manusia yang normal, pasti pernah mengalami rasanya jatuh cinta. Manusia yang merasakan nikmatnya jatuh cinta, biasanya mengimplementasikan perasaan cintannya itu dengan kasih sayang. Wujud kasih sayang tentu beragam, ada wujud kasih sayang yang dirihai Allah, ada juga yang dimurkai Allah. Salah satu bentuk kasih sayang yang dimurkai Allah adalah memperingati hari raya valentine sebagai hari kasih sayang. Mengapa demikian? Mari kita simak dengan seksama pembahasan ini.
Para pembaca yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’alaa, mari sejenak kita simak pengertian valentine menurut beberapa sumber :
· Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, “Tanggal
14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum
matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14
Februari 270 M”.
14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum
matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14
Februari 270 M”.
· Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, “Yaitu
sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara
tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu
hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai
pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)”.
sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara
tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu
hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai
pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)”.
· Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), “Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama”.
Pada abad ke 4 sebelum masehi, konon terdapat perayaan hari kasih sayang yang tidak dinamakan sebagai hari valentine. Karena perayaan itu memang sama sekali tidak ada hubungannya dengan hari valentine. Hari kasih sayang tersebut bertujuan untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus. Dalam acara peringatan ini terdapat ritual undian perempuan. Apabila seorang lelaki telah mendapatkan undian seorang perempuan, maka dia berhak menikahinya selama satu tahun. Setelah satu tahun lelaki itu boleh meninggalkan perempuan tersebut. Dan seorang perempuan boleh memasukan namanya lagi ke dalam undian untuk periode 1 tahun yang akan datang.
Sementara itu pada 14 Februari 269 masehi, telah meninggal pendeta terkenal yang bernama Santo Valentine. Santo Valentine adalah seorang pendeta yang dermawan, baik, dan memiliki semangat patriolisme yang tinggi. Sehingga dia dikenal banyak orang, menjadi penutan khalayak, dan dapat berpengaruh bagi masyarakat khususnya kaum nashrani.
Suatu ketika Valentine melanggar peraturan yang dikeluarkan kaisar kala itu. Yaitu peraturan tidak diperbolehkannya pemuda untuk menikah. Aturan tersebut diterapkan karena pemuda yang belum menikah dapat secara total menjadi tentara ketimbang pemuda yang telah menikah. Valentine dengan keberaniannya secara diam-diam menikahkan sepasang pemuda yang merajut asmara. Ternyata sang kaisar mengetahui perbuatan yang dilakukan Valentine. Akhirnya Valentine dihukum mati dengan cara dipenggal. Yang memenggal Valentine adalah Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II.
Setelah Valentine meninggal dunia, masyarakat di berbagai kalangan menjadikan perbuatan yang dilakukan Valentine sebagai buah bibir. Akhirnya cerita tentang valentine secara turun temurun-temurun menyebar luas, dan pada puncaknya pengkultusan terjadi terhadap Santo Valentine.
Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan tanggal wafatnya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan
pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days”
pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan “Valentine Days”
Sesuai dengan perkembangannya hari valentine menjadi rutinitas bagi kaum nashrani. Namun agar tidak terlihat formal, mereka membungkus muatan di dalam acara tersebut dengan pesta atau hiburan-hiburan.
Valentine Menurut Pandangan Islam
Dalam Islam memang disyari’atkan untuk berkasih sayang sesama manusia. Bahkan Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya melalui lisan utusanNya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk saling berkasih sayang. Nabi bersabda :
" Kamu melihat orang yang beriman itu dalam saling kasih mengasihi, saling cinta mencintai dan saling tolong menolong, seperti 1 tubuh yg kalau ada salah satu bagian dari anggota tubuh yg terkena penyakit, maka seluruh tubuh ikut menderita. (HR. Bukhari)',"
Kasih sayang merupakan bagian dari Islam dan Islam merupakan agama kasih sayang. Namun mayoritas kaum muslimin hari ini tidak memahami hakikat kasih sayang dalam Islam. Padahal dalam Islam tidak pernah mengenal istilah valentine, bahkan valentine haram dilaksanakan dari beberapa segi berikut :
1. Menyerupai orang-orang kafir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut”. (HR. Abu Daud)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Tak ada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari raya, dan mengikuti mereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena mencocoki mereka dalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam kekufuran. Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka dalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah cirikhas yang paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dan syi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hari raya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang paling khusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak ragu lagi Bahwa mencocoki mereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada kekufuran secara global”. [Lihat Al-Iqtidho’ (hal. 186)].
Dahulu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya sangat keras dalam mengingkari seluruh perbuatan orang-orang kafir yang bertentangan dengan syari’at. Termasuk dalam hal hari raya. sungguh Islam mempunyai dua hari raya yang agung yaitu Idhul Fitri dan Idhul Adha. Nabi bersabda :
“Saya datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari, kalian bermain di dalamnya pada masa jahiliyyah. Allah sungguh telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik darinya, yaitu: hari Nahr (baca: iedul Adh-ha), dan hari fithr (baca: iedul fatri)”. (HR. Abu Daud dalam Sunannya no 1134)
Dalam Islam hanya ada dua hari raya yang disyari’atkan yaitu Idhul Fitri dan Idhul Adha. Selain dua hari raya tersebut adalah hari raya yang diada-adakan dan tidak pernah dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya.
2. Jalan menuju maksiat dan perzinahan
Peringatan hari valentine sepertinya tidak asyik apabila tidak dibumbui dengan kemaksiatan yang mendatangkan adzab Allah Ta’alaa. Orang-orang yang merayakaan hari menentang Allah ini, biasanya meluapkan rasa sayang kepada lawan jenisnya dengan melakukan perzinahan, atau paling tidak sesuatu yang mendekati zina – seperti ; pelukan, ciuman, bercumbu, dan sebagainya - .
Padahal Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)
Tidak hanya perbuatan zina saja yang menyertai perayaan valentine. Meminum minuman keras juga merupakan tradisi yang tak pernah lenyap dalam perayaan ini. Dan tentunya semua itu adalah hal-hal yang dimurkai Allah Ta’alaa.
Sungguh menyedihkan sekali melihat realita yang terjadi hari ini. Mayoritas kaum muslimin cenderung berpihak kepada kebatilan, yaitu salah satunya dengan merayakan hari valentine. Tidakkah kita sadar kalau kita memiliki agama yang sempurna yaitu Islam? Agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan secara keseluruhan, tidakkah kita merenungkan adzab dan murka Allah kelak, apabila kita mendurhakaiNya?.
Silakan anda jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jiwa dan pikiran yang tak ternodai dengan unsur-unsur nafsu yang menghacurkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar